...

=== SELAMAT DATANG = = = SELAMAT DATANG= = = SELAMAT DATANG = = = SELAMAT DATANG = = =
= = =DI BLOG SAYA: GOMGOM PASARIBU= = =
Free banner maker
Generated image
Generated image

Senin, 17 Mei 2010

Ny. Laurentia Pasaribu (Mama Lauren) Dalam perjalanan hidupnya

Mama Lauren dilahirkan di negeri Belanda, tepatnya di kota Eindhoven. Di usia tiga bulan, Lauren sudah ditinggal ibunya. Beberapa tahun kemudian, ayahnya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu, Lauren tinggal bersama nenek buyutnya, Antoineta, di Belgia. Antoineta lah orang yang paling berperan penting dalam kehidupan masa kecil Lauren.

Lauren memperoleh ”pendengaran” itu pertama kali tahun 1939. Lauren yang tengah mengikuti pelajaran di kelas satu SD tiba-tiba mendengar bisikan. Bisikan itu menyuruhnya cepat-cepat keluar dari kelas. Lauren kaget dan segera menyampaikan apa yang dia dengar kepada ibu guru. Namun, ibu guru menganggap Lauren sedang mempermainkannya. Tak pelak lagi, Lauren dimarahi dan diusir pulang.

Beberapa hari kemudian, Lauren mendengar kabar sekolahnya hancur terkena bom. Ratusan orang tewas dalam peristiwa itu. Memang, ketika itu Perang Dunia II belum lama pecah.

Sejak saat itulah Lauren mulai menyadari bahwa dirinya berbeda. Sebelum peristiwa-peristiwa mengerikan benar-benar terjadi, konon Lauren sudah terlebih dulu mengetahuinya lewat ”penglihatan” atau ”pendengaran”. Tak jarang Lauren dianggap gadis kecil yang aneh. Bahkan, Lauren sempat dijuluki nenek sihir yang naik sapu terbang.

Saat berusia 12 tahun, Lauren benar-benar meyakini bahwa dia memiliki indera keenam. Antoinet menjelaskan kepada Lauren bahwa mereka adalah keturunan kaum gypsy. Mereka dianugerahi bakat khusus untuk bisa melihat masa depan.

Perjalanan indah Lauren dan Antoineta juga tak bertahan lama. Ketika Lauren berusia 13 tahun, Ia harus merelakan kepergian Antoineta yang sangat dicintainya. Di usia 16 tahun, Lauren hidup sebatang kara.

Sepeninggal Antoineta, seorang kerabat memasukkan Lauren ke sebuah asrama. Akan tetapi, ketika Lauren tinggal di sana, ia gerah dengan aturan asrama. Lauren pun kabur setelah seminggu tinggal di asrama.

Di masa pelariannya, Lauren harus berjuang mati-matian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan pertama dia menjadi pencuci piring di sebuah restoran. Semenjak pagi hingga siang ia habiskan di restoran. Seusai bekerja, Lauren pergi sekolah hingga pukul 15.00 sore. Pukul 17.00 Lauren kembali bekerja sebagai kasir di toko sepatu hingga pukul 20.00 malam. Sedikit waktu yang tersisa di malam hari dia gunakan untuk belajar. Kehidupan seperti itu berlangsung selama beberapa tahun.

Lauren mulai mendapat sedikit angin segar ketika lulus SMU. Ia berkenalan dengan Prof. Van der Berg, seorang ahli parapsikologi dari Universitas Leuven. Berg dan istrinya mengajak Lauren untuk tinggal bersama mereka. Bersama Berg, Lauren diajak untuk mengenal kehidupan di Afrika. Bahkan, atas bantuan Berg, Lauren menempuh ilmu para-psikologi di Universitas Leuven, Belgia.

Di Universitas ini, Lauren bertemu dengan seorang mahasiswa jurusan arsitektur, dialah Natakusuma. Pria asal Indonesia itu akhirnya melamar Lauren sebagai istrinya. Tahun 1952, di usia 20 tahun, Lauren resmi menjadi istri Nata. Mereka pun hijrah ke Indonesia.

Tepatnya tahun 1953, Lauren meninggalkan negeri kelahirannya menuju Indonesia. Di tempat yang serba asing ini, Lauren berusaha beradaptasi, bahasa, makanan, maupun budaya.

Selama lima tahun, mereka terus berpindah-pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lain. Baru pada tahun 1958, Nata mengajak Lauren pindah ke Kotabumi, Lampung Utara. Selama dua tahun mereka tinggal di daerah perkebunan.

Di kota ini Lauren melahirkan buah perkawinan mereka, Mario Lorens Natakusuma, di RS Xaverius, Tanjung Karang. Lengkaplah sudah keluarga Lauren dengan kehadiran Mario.

Namun, kebahagiaan pernikahan itu tak bertahan lama. 23 Februari 1973, Nata meninggalkan keluarga untuk selamanya. Tak tanggung-tanggung, semua harta disita oleh bank karena perusahaan yang didirikan Nata bangkrut. Dia meninggalkan banyak utang sehingga rumah mereka pun ikut disita. Satu-satunya perhiasan yang tersisa hanyalah sebuah cincin kawin. Lauren merasa tidak kuat lagi menjalani hidup. Ditinggal suami untuk selamanya tanpa harta sepeser pun. Di kehidupan Lauren tahun-tahun berikutnya, Mario, anak kesayangan Lauren, juga meninggalkan Lauren untuk selamanya. Lauren adalah wanita yang tabah. Ia harus merelakan kepergian ibu, ayah, nenek, suami, serta anak satu-satunya.

Mama Lauren dan dunia Entertainment

Geliat mama Lauren memasuki dunia entertainment bisa dibilang kebetulan. Ya, ceritanya pada tahun 1978, terjadi perampokan di sebuah pabrik di Cibinong. Sang manajer pabrik teringat akan kemampuan Lauren dan berniat untuk membuktikannya. Alhasil, Lauren diminta untuk ”melihat’ siapa yang terlibat dalam perampokan tersebut. Dengan mudah Lauren mengetahui bahwa dalang perampokan adalah satpam pabrik itu sendiri.

Rupanya, cerita itu di muat sebuah harian di Jakarta. Bahkan, pengasuh harian itu menawari Lauren untuk ”buka praktik” di kantor mereka di kawasan Tanah Abang. Berangsur-angsur, kehidupan Lauren membaik.

Di tempat praktik itulah, Lauren bertemu dengan seorang pelaut asal Tapanuli, Hendrik Pasaribu. Lauren dan Hendrik akhirnya menikah 29 Mei 1982. Seiring dengan itu, profesi Lauren sebagai paranormal pun makin bersinar. Mungkin, karena ramalan-ramalan Lauren dianggap jitu, orang makin banyak datang mencarinya untuk minta bantuan. Bayangkan, tujuh hari dalam seminggu Lauren melayani kliennya. Di usia Lauren yang kini hampir genap 76 tahun, pada 29 Mei 2007, Lauren dan Hendrik merayakan perkawinan perak.

Kliennya tak hanya masyarakat biasa, selebritis pun banyak yang konsultasi dengan Lauren. Bahkan, Lauren sering menghiasi wajah media cetak dan elektronik di tanah air ketika terjadi peristiwa bom Bali dan Tsunami di Aceh.

Lauren sering berpesan bahwa sebenarnya ulah manusia sendiri yang membuat hidup ini menjadi makin berat. Bumi makin panas dan berbagai bencana alam terjadi. Dalam ’penglihatan’ Lauren masih ada 12 gunung lagi yang akan meletus di tahun 2008. (Eric 574nk/dari berbagai Sumber)***